Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Dunia adalah tempat orang yang tidak punya tempat, hartanya orang yang tidak punya harta, sesuatu yang dihimpun oleh orang yang tidak punya akal sempurna, suatu sumber kesenangan yang ditekuni oleh orang yang tidak memiliki kepahaman, suatu pangkal keresahan bagi orang yang tidak punya disiplin ilmu, suatu arah kedengkian yang tidak punya kebijakan cemerlang, dan suatu arah sasaran usaha bagi orang yang tidak punya keyakinan.”
(Hadits Riwayat Abu Hurairah)
Hadits ini mengandung makna mendalam tentang bagaimana Rasulullah SAW melihat dunia dan penghuninya. Dunia digambarkan sebagai sesuatu yang sementara, yang pada hakikatnya tidak menjadi tujuan akhir bagi orang yang beriman. Dunia ini bukanlah rumah hakiki, melainkan tempat singgah sementara bagi manusia yang kelak akan melanjutkan perjalanan ke akhirat.
- Dunia Sebagai Tempat Sementara
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dunia adalah “tempat orang yang tidak punya tempat”. Artinya, dunia ini bukanlah tujuan akhir bagi manusia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak-anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS. Al-Hadid: 20)
Ayat ini memperkuat pesan bahwa dunia adalah tempat yang menipu dan memalingkan perhatian manusia dari kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan akhirat.
- Harta Dunia dan Akal Sempurna
Dalam hadits tersebut, dunia diibaratkan sebagai harta bagi orang yang tidak punya harta, dan sesuatu yang dihimpun oleh orang yang tidak punya akal sempurna. Banyak manusia terjebak dalam mengejar dunia, menghimpun harta benda, tanpa menyadari bahwa hal tersebut hanya fana. Mereka yang tidak mampu menggunakan akal secara bijaksana akan terbuai oleh gemerlap dunia, padahal yang seharusnya dikejar adalah amal dan taqwa.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah.”
(QS. Fatir: 5)
- Kesimpulan
Dunia adalah ladang ujian bagi manusia. Mereka yang memahami hakikat dunia akan menjadikannya sebagai tempat untuk mencari bekal akhirat, bukan untuk tenggelam dalam kesenangan sesaat. Orang-orang yang beriman dan berakal sempurna akan selalu mengingat bahwa tujuan akhir adalah kehidupan di akhirat, dan dunia hanyalah perantara untuk mencapai ridha Allah SWT.
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu mengingat tujuan hidup yang sesungguhnya, tidak terbuai oleh gemerlapnya dunia, dan senantiasa mengumpulkan amal sebagai bekal untuk akhirat.










